Komisi XI Cecar Calon Anggota BPK
Komisi XI DPR Selasa (18/6) mulai melakukan fit and proper test (uji kelayakan dan kepatutan) kepada 22 calon anggota Badan Pemeriksa Keaungan. Anggota Komisi XI mencecar berbagai pertanyaan kepada calon untuk menguji kelayakan dan kepatutannya.
Dalam sesi uji pertama, Komisi XI telah menguji Baharuddin Aritonang, Eddy Rasyidin, Sutrisno, dan yang terakhir Parwito. Satu calon anggota diberikan waktu 30 menit untuk melakukan paparan dan sesi tanya jawab.
Anggota Komisi XI Ismet Ahmad mempertanyakan tentang perlu atau tidaknya adanya Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) ketika menguji Eddy Rasyidin. Ismet melihat bahwa Eddy memiliki pengalaman sebagai Ketua Staf Ahli BAKN, sehingga memiliki kapabilitas untuk menjawab pertanyaan itu.
“Pak Eddy sebagai Ketua Staf Ahli BAKN, bagaimana melihat adanya BAKN ini. Perlu atau tidak? Mungkin juga bisa dijelaskan bagaimana prestasi BAKN, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh BAKN untuk bisa memaksimalkan peranan tugasnya. Sebelumnya, calon anggota Baharuddin Aritonang menilai tidak perlu adanya BAKN,” tanya Ismet ketika fit and proper test calon anggota BPK d ruang rapat Komisi XI, Gedung Nusantara I, Selasa (18/6).
Pada uji calon anggota berikutnya, Anggota Komisi XI Dolfie OFP mempertanyakan independensi akuntan publik yang melakukan audit kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dolfie menilai sulit menjamin hasil audit karena tidak ada laporan yang menyertainya.
“Sampai sejauh mana akuntan publik yang melakukan audit itu benar-benar independen? Karena tidak ada laporannya. Bagaimana menjamin bahwa akuntan publik yang melakukan audit kepada BUMN itu bisa independen jika mereka dibayar oleh BUMN itu sendiri? BPK kan juga melakukan audit kepada akuntan publik, apa yang ditemukan di sana?,” tanya Dolfie.
Fit and proper test kepada 22 calon anggota BPK akan dilakukan dua hari berturut sampai esok, Rabu (19/6), dengan rincian per harinya 11 calon anggota. Komisi XI akan menutuskan calon anggota yang terpilih pada 25 Juni. (sf)